Siapa sebenarnya yang menjalankan agama ?
Yang memuja agama ? atau yang memberhalakan agama ? atau yang suka menghujat agama ?
Atau juga yang suka membakar atau melempar granat bila disinggung soal-soal agama ?
JIka agama itu memang diturunkan tuhan untuk manusia sebagai pedoman, penasihat, dan penyadar bagi manusia, kenapa manusianya dibunuh, diperangi, dihinakan..? bukankah agama itu bertujuan untuk mengatur hidup dan kehidupan agar tercipta kedamaian, kemakmuran, dan kemuliaan bagi manusia?
Jika kita meyakini bahwa tuhan itu esa, berarti kita adalah satu dalam penciptaan. lalu layak dan pantaskah kita saling merusak atas nama agama ?
pernahkah kita menyadari akan inti dari ajaran setiap agama ?
apakah kitab kehidupan kita berbeda ? padahal kita meyakini bahwa yang menciptakan kita sama.
apakah sudah sedemikian fanatik kah ruh keagamaan didalam diri manusia sehingga sudah mampu mengalahkan hak-hak ketuhanan sebagai pencipta ?
karena sesungguhnya yang berhak mematikan adalah yang menghidupkan.
jika yang kita bawa adalah cahaya, maka terangilah kegelapan itu dengan cahaya, bukan dengan atas nama caha lalu kau rusak dan kau bakar apa pun yang menghalangi caha itu. tuhan tidak menjadikan manusia sebagai khalifah untuk membunuh sesama manusia, tuhan tidak pula menjadikan manusia sebagai khalifah untuk merusak dan berbuat kekacauan di muka bumi, tapi tuhan menjadikan manusia sebagai khalifah pembawa cahaya kasih sayang dalam menjaga dan merawat muka bumi ini sepanjang kehidupan.
Tuhan sesungguhnya hanya peduli pada derajat taqwa seseorang. Meski dia seorang budak hitam legam. Meski dia seorang hina papa, dimata manusia. Meski dia dilempar dan dibanting karena tidak sejalan nilai-nilai semu sosial masyarakat.
Taqwa, sebuah istlah yang saya kutip dari Alquran, yang intinya adalah puncak penghambaan seseorang akan segala keterbatasan dirinya sebagai manusia. Dihadapan segala misteri hidup, misteri jagat raya. Misteri dari segala misteri. Tuhan!
Sedang agama, sekarang hanya dijadikan sebuah lembaga sosial yang abstrak yang telah mengendap dan membeku batu menjadi berhala sosial yang telah mengalahkan nilai-nilai ke esaan dan hakekat inti ketuhanan.
Pada mulanya,
Agama hanya ada firman yang saling bersahutan disepanjang jejak sejarah manusia. Hasil kontak spiritual hati dengan pusat Jagat Raya. Tuhan! Tapi begitu firman dibukukan dia menjadi teks menjadi daging menjadi tanah di muka bumi. Maka sejarah kematian firman terukir dalam sejarah agama. Dipuja dibela disembah hingga lupa makna terdalam dari firman. Maka terukirlah jejak berdarah di sepanjang sejarah agama. Memperebutkan Agama, sorga, dan Tuhan. Saling hujat caci maki saling tebas saling hunus pedang atas nama agama merajalela.
Tapi Tuhan tida peduli pada tafsir dan kira-kira atas agamu…
Hukum alam spiritual tetap bekerja tanpa dapat ditipu.
Seonggok daging mati, setumpuk kutipan dan nyanyian teks dan ayat mati tak kuasa menjangkau Tuhan.
Inti ajaran setiap agama sesungguhnya adalah satu tujuan, namun meski keyakinan dan nama agama kita berbeda, tapi alam kehidupan kita sama, rasa kita sama, tempat kita tinggal sama, beratapkan langit berlantaikan bumi, ruh kita satu...
Semoga kita menjadi KELUARGA BESAR MANUSIA yang saling menjaga, menghormati, dan menghargai, serta saling mengasihi satu sama lain...
Jaya Selalu....
Gud hee
BalasHapus